Fungsi Defibrillator Untuk Pasien Henti Jantung

0
361
Defibrillator

Defibrillator bisa menjadi alat penyelamat jiwa bagi penderita aritmia. Defibrillator ada banyak jenisnya dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Alat ini berfungsi untuk pasien yang mengalami henti jantung.

Defibrillator adalah alat yang memberikan kejutan listrik ke jantung untuk mengatasi gangguan irama jantung (aritmia) yang berpotensi fatal. Alat ini juga sering di gunakan pada orang yang mengalami henti jantung atau ventrikel untuk mengembalikan detak jantung  ke ritme normal. Kedua jenis aritmia terjadi di bilik atau ventrikel  jantung.

Orang dengan aritmia dapat memperoleh bantuan dari rumah sakit atau pusat kesehatan yang menawarkan defibrillator eksternal otomatis. Lihat di sini seperti apa defibrillator untuk orang yang mengalami serangan jantung!

Fungsi Defibrillator pada Pasien dengan Henti Jantung

Defibrillator dapat menyelamatkan nyawa orang dengan gangguan aritmia jika digunakan dengan benar dan jika diterapkan dalam waktu 10 menit dengan ritme yang tidak normal. Ada banyak jenis defibrillator dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda.

1.     Defibrillator Eksternal Otomatis (AED)

Perangkat ini biasanya tersedia di tempat umum dan dapat digunakan oleh siapa saja dalam keadaan darurat. Ada beberapa model AED ini, ada yang memberikan kejutan listrik setelah tombol di tekan, dan ada juga yang memberikan efek sengatan listrik secara otomatis.

2.     Defibrilator Manual

Perangkat ini digunakan oleh profesional kesehatan, misalnya, di ruang gawat darurat atau unit gawat darurat.

3.     Implantable Cardiac Defibrillators (ICD)

Ini adalah jenis defibrilator yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui prosedur pembedahan. Perangkat ini ditujukan untuk orang yang berisiko tinggi mengalami aritmia jantung yang mengancam jiwa. Misalnya, orang yang baru saja mengalami serangan jantung, henti jantung, atau memiliki kondisi medis tertentu.

4.     Defibrillator Kardioverter

Perangkat ini bertumpu pada tubuh. Defibrillator jenis ini sering digunakan oleh orang yang baru pulih dari serangan jantung atau  menunggu transplantasi jantung.

Cara Menggunakan Defibrillator

Jika Anda menemukan seseorang dalam kondisi serangan jantung, yang terbaik adalah melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) sementara Anda menunggu defibrillator siap. Sebelum memberikan sengatan listrik dengan alat ini, pastikan tidak ada yang menyentuh orang yang di setrum.

Jika Anda menggunakan defibrilator eksternal otomatis (AED), alat ini dapat memantau irama jantung Anda dan memutuskan apakah diperlukan kejutan. AED mengisi sendiri dan memberikan instruksi lisan untuk digunakan.

Nah, jika seseorang pingsan dan mungkin membutuhkan alat ini,  cara menggunakannya, yaitu:

  • Periksa apakah orang tersebut bernafas dan apakah ada denyut nadinya.
  • Jika Anda tidak  merasakan denyut nadi dan orang tersebut tidak bernapas, segera dapatkan bantuan medis.
  • Nyalakan AED. Defibrillator eksternal otomatis memberi Anda instruksi suara untuk menggunakannya. Di mulai dengan memeriksa pernapasan dan denyut nadi dan menempatkan bantalan elektroda di dada orang tersebut.
  • Beri kejutan listrik. Setelah bantalan terpasang, AED secara otomatis mengukur detak jantung pasien dan menentukan apakah kejutan Anda perlukan. Jika demikian, mesin meminta pengguna untuk mundur dan menekan tombol untuk memberikan kejutan listrik. AED di program untuk tidak memberikan kejutan kecuali Anda perlukan.
  • Mulai CPR. Lakukan CPR setelah tersengat listrik dan CPR masih Anda perlukan. AED juga akan mengajari Anda tentang CPR. Proses ini dapat Anda ulang sesuai kebutuhan sampai staf medis mengambil alih.

Inilah yang perlu Anda ketahui tentang cara kerja defibrilator untuk orang yang mengalami serangan jantung. Jika Anda memiliki gejala masalah jantung, Anda harus segera menemui dokter dan mencari pengobatan untuk menghindari komplikasi yang tidak Anda inginkan. Jika memerlukan alat medis maka bisa dengan Anda dapatkan di PT Cipta Medika. Di sana juga tersedia berbagai peralatan medis lainnya.